Sunday, July 29, 2012

Ramadhan Sepenuh Hati



Info Buku
Judul: Ramadhan Sepenuh Hati
Pengarang : Dr. Abdul Aziz Kamil
Penerbit: Aqwam Jembatan Ilmu
Tebal: 216 halaman

Ramadhan
Ramadhan datang menghampiri kita sebagai tamu yang mulia. Ia akan memuliakan kita manakala kita juga memuliakannya.  Lantas ia akan menebarkan aneka kebaikan dan berbagai macam keberkahan.
“Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, Allah mewajibkan kalian shaum didalamnya, pada bulan itu pintu2 surga dibuka, sedang pintu2 neraka ditutup, dan setan2 dibelenggu. Dalam bulan itu terdapat malam yang lebih baik dari malam seribu bulan, barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikan pada malam itu, maka sungguh ia telah merugi” (HR. Ahmad & An-Nasa’i)

Shaum
Pada ramadhan ini, marilah kita berhenti untuk mengeluarkan shaum kita dari jerat rutinitas menuju spirit ibadah yang betul2 esensial.
·         Harapkanlah diri kita untuk mewujudkan arti shaum sebagai wujud keimanan dan demi sebuah keikhlasan karena Allah bukan sekedar untuk terbebas dari tanggung jawab menjalankan kewajiban shaum.
·         Hendaklah khatam Al-ur’an kita dibulan ramadhan ini adalah khataman yang penuh perenungan dan perhatian pada maksud kandungannya.
·         Berusahalah untuk shalat berjama’ah sepanjang ramadhan untuk selalu dapat berjumpa dengan takbiratul ihram.
 Wanita yang sedang dalam masa haid dan nifas bebas untuk memperbanyak amalan2 ibadah yang lai selain shaum dan shalat ketika Ramadhan, seperti mendengarkan al-Qur’an, mempebanyak zikir, tasbih, istighfar, dan berdoa, serta memperbanyak berbuat baik dan sedekah.

Keistimewaan Shaum
Ada dua hal yang membuat shaum itu berbeda dari ibadah2 lainnya: Pertama; karena itu merupakan penahanan kuat dari aneka kesenagan dan keinginan diri yang tidak dilakukan oleh ibadah2 lainnya. Kedua; karena shaum merupakan rahasia antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Shaum itu tidak akan tampaka keseriusannya kecuali dimata Allah sehingga shaum itu kemudian special untuk mata Allah. Sementara ibadah2 lainnya adalah tampak (oleh orang lain) dan barangkalai saja ia melakukan hal tersebut karena riya’ (ingin dilihat orang). Karena itu penkhususan ini menjadi spesifik untuk shaum dan bukan untuk ibadah2 lainnya.

Zikir
Optimalkan waktu sahur untuk istighfar dan setelah subuh untuk bertasbih; dengan tetap duduk untuk membaca zikir2 pagi sampai matahari terbit, kerjakanlah shalat dhuha beberapa sesuai kemampuan Anda.
Disyari’atkan untuk berzikir selepas shalat, 33x @tasbih, tahmid dan takbir, ditutup dengan kalimat tahlil.
Untuk waktu2 yang setelahnya tidak disyari’atkan shalat sunnah (Subuh & Asar) disyari’atkan untuk memperbanyak zikir secara lisan.

Tilawah
Tujuan utama dari kegiatan membaca al-Qur’an adalah merenungkan dan memahami makna-makna firman Allah.
Al-Hasan bin Ali ra. Menyatakan, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian melihat al-Qur’an sebagai surah2 dari Rabb mereka. Sehingga karena itulah merenungkannya pada malam hari dan meninjaunya di siang hari.”
Momen yang paling tepat untuk mebaca al-Qur’an adalah pada malam hari, di rumah atau di mesjid.

Ukhuwah
Berikanlah pada orang lain apa yang ingin kita peroleh dari Allah. Jika ingin mendapatkan maaf, maka berilah maaf kepada orang lain.
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (Ar Rahman:60)
Orang2 yang baik niscaya akan dibalas dengan kebaikan. Orang2 yang senang memberi kemudahan, ia akan juga diberi kemudahan.
Ketika kita berbuat baik pada saudara2 kita, sesungguhnya kita sedang berbuat baik pada diri kita sendiri

Musuh di Bulan Ramadhan
Tiga perkara untuk melawan setan adalah: (1) banyak berzikir sebagai pencegah sikap lalai; (2) sederhana sebagai pencegah sifat boros; dan (3) meninggalkan hal2 yang tidak bermanfaat.

Pendengaran di Bulan Ramadhan
Bentuk syukur kepada Allah terhadap nikmat pendengaran ini dengan hanya menggunakannya untuk kebaikan dan mencegahnya agat tidak mendengarkan keburukan.

Pandangan di Bulan Ramadhan
“Barangsiapa yang menjaga pandangan matanya, Allah akan melimpahkan cahaya dalam pandangan hatinya”

Lisan di Bulan Ramadhan
Lisan kita punya ibadah khusus pada bulan ramadhan. Sebagian berupa zikir, dan sebagian lagi berupa diam (menahan diri untuk tidak mengatakan hal2 yang berdosa serta menjaga agar jangan sampai kita mengucapkan sesuatu yang tercela.
Tahanlah lisanmu, luaskanlah rumah (pikiran)-mu, dan tangisilah kesalahan2mu! (HR. At-Turmudzi)
Semua amalan anak Adam itu adalah untuk dirinya, kecuali shaum. Sebab shaum itu untuk-Ku dan akulah semata yang akan menentukan (kadar) balasannya.

Evaluasi Diri
Secerdas2nya sikap cerdas adalah persiapan diri untuk masa2 pasca kematian, dan selumpuh2nya kondisi lumpuh itu adalah kekalahan jiwa oleh hawa nafsu.
Umar bin Khattab ra. pernah mengatakan, “Evaluasilah dirimu sebelum nantinya kalian dihisab, dan berhiaslah (dengan amal saleh) untuk keperluan Hari Agung. Sebab sesungguhnya hisab di akhirat itu hanyalah ringan bagi orang2 yang rajin melakukan evaluasi diri ketika masih di dunia.”

Sedekah
Sedekah itu adalah bukti (HR. Muslim). Sedekah akan membuktikan kualitas keimanan pelakunya dalam tingkat pelaksanaannya terhadap hak2 Allah yang berkaitan dengan harta-Nya.

Lailatul Qadar
Merupakan malam penuh berkah sebab ia adalah “malam keputusan”, yang menghimpun antara keputusan2 takdir Allah dan keputusan2 syari’atNya. Dimalam itu aturan2 takdir diturunkan, dimana catatan segala perkara yang pasti terjadi yang telah ditetapkan secara rinci di Lauhul Mahfuzh itu diserahkan ke para malaikat pencata. Catatan yang diserhakan itu mencakuo seluruh kejadia pada setahun kedepan, meliputi penjatahan usia, pembagian rezeki, penakdiran amal2, dsb.
Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah seandainya saya menyaksikan Lailatul Qadar, apakah yang seyogianya saya ucapkan dimalam itu?” Rasulullah saw bersabda, Ucapkanlah: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni” (Ya Allah, sesungguhnya Engkau itu Maha Pemaaf dan Engkau Maha Mencintai kemaaafan, makan maafkanlah hamba) (HR. At-Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Umrah
Apabila tiba bulan Ramadhan (tahun depan), maka berumrahlah pada bulan. Karena sesungguhnya umrah pada bulan Ramadhan itu sepadan dengan ibadah haji—atau lafal lain menyebutkan—sama dengan berhaji bersamaku. (HR Muslim)

Taubat
Taubat nasuha dapat dipelihara dengan senantiasa mengulang2 istighfar. Bahkan Rasulullah saw. sendiri sering memperbanyak istighfar.
Istighfar dapat menjaga nilai2 perbuatan ibadah tidak hilang serta juga menghalangi dari kekurangan2. Karena itu, ia dijadikan sebagai penutup semua amal saleh. Shalat wajib diakhiri dengan istighfar.

No comments:

Post a Comment